Turut hadir Rektor Universitas Baiturrahmah, Prof. Musliar Kasim, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Afrineldi, S.H, Dekan se-lingkungan Unand, Keluarga, Kolega, Alumni, Tenaga Kependidikan, dan tamu undangan lainnya.
Prof. Ikhwana Elfitri, Ph.D yang merupakan dosen dari Departemen Teknik Elektro dan saat ini juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik Unand dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Teknik Telekomunikasi dan menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul Transformasi Digital pada Teknologi Pengolahan Suara: Tinjauan Dalam Usaha Peningkatan Kualitas. Sementara Prof. Febrin Anas Ismail yang merupakan dosen dari Departemen Teknik Sipil dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Mekanika Teknik dan Rekayasa Struktur pada Fakultas Teknik, menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul Local Wisdom dalam Mitigasi Bencana Studi Kasus: Rumah Masyarakat di Minangkabau.
Dalam sambutannya, Ketua Dewan Profesor Prof. Apt. Marlina menyampaikan bahwa “Pengukuhan Guru Besar memberi makna bahwa para Guru Besar ini sudah berkecimpung di bidangnya masing-masing selama bertahun-tahun, untuk kedepannya kita harapkan Guru besar ini akan semakin memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam arti luas dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat guna meningkatkan kiprahnya dalam pembangunan di Negara” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Rektor juga menyampaikan harapan mudah-mudahan dengan pengukuhan hari ini akan menambah kembali kajian-kajian akademik dan juga tentu merupakan berkumpulnya orang-orang pintar dalam kaitannya dengan disiplin ilmu. Dengan jabatan akademik tertinggi yang telah disandang tertumpang harapan agar terus mendedikasikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk kemajuan terutama dalam pelaksanaaan Tri Dharma perguruan tinggi serta terus berkarya unutk mewujudkan cita-cita menjadikan unand sebagai Universitas yang dapat menebar manfaat bagi kedjayaan bangsa sesuai dengan motto Universitas Andalas. Beliau menuturkan melalui pengukuhan guru besar perlu direnungkan bahwa pencapaian gelar profesor hendaknya tidak mengubah jati diri kita sebagai ilmuwan. ”Jabatan guru besar membuat kita makin merunduk dan tawadhu. Kerendahan hati adalah buah dari ketinggian ilmu seorang anak manusia. Sejalan dengan itu, integritas pribadi yang unggul pun harus menyertainya sebagai pagar dari semua aktifitas keilmuan yang dilakukan, oleh Kita semua sebagai insan akademik tentunya” tambahnya.
